Ambillah Keputusan Yang Tepat
Keputusan Dalam Berorganisasi
Kita kadang susah untuk mengambil keputusan. Contohnya yang lebih mudah
adalah kalau kita sedang berada di Indomaret
atau tidak di Alfamart. Saya
sendiri suka bingung kalau saya ingin membeli es krim, lalu bingung mau rasa apa.
Naahh, disitu lah kita biasanya berpikir untuk mengambil keputusan yang tepat.
Kalau kita membawa duit banyak, kita bisa membeli 2 atau 3 es krim tanpa
berpikir panjang. Bagaimana kalau
membawa duit pas-pasan? Kita pasti akan berpikir keras mau beli es krim yang
mana. Kalau kita salah mengambil keputusan, kita akan menyesal. Dan alau sudah
menyesal, duit kita pun tidak akan kembali.
Begitu juga dengan organisasi. Seorang pemimpin harus bias dalam
mengambil keputusan yang tepat. Kalau saja ketua salah pilih atau salah
memutuskan, organisasi tersebut tidak bisa kembali lagi. Maka dari itu,
keputusan dapat menentukan masa depan organsasi tersebut. Hendaknya mengambil
keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.
organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi.
Pilihan merupakan salah satu
bentuk perbandingan untuk menghasilkan
keputusan yang final
|
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil
atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang
membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau
tindakan. Keputusan
adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan
dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu
diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Seperti biasa, pengambilan keputusan memiliki jenis-jenisnya. Jenis
keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu
yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi
harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana
keputusan tersebut difokuskan. Secara garis besar, keputusan digolongkan ke
dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin. keputusan rutin adalah
keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah
dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah
keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin. Jenis-jenis keputusan organisasi yaitu:
1. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil
berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena
sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang
dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif
akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja
sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat
rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,
keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat
terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang
berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta
yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan,
data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data
atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid,
namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa
sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini
sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan
cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal
tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah.
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan
praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar
belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam
memudahkan pemecaha masalah.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Wewenang
Banyak sekali keputusan
yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang
yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi
yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering
melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang
jelas.
1. . Gaya
direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi
rendah pada ambiguitas, dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat
keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam
memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan
menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan,
cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin
mengontrol, dan segan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis. Keputusan ini
diambil dengan tujuan menyelesaikan masalah secepat mungkin dan seefektif
mungkin dan cenderung berlangsung dalam jangka pendek.
2. Gaya
analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi
yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis
ini suka menganalisis situasi pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu
menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif
darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk
mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan
baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis. Keputusan
dengan gaya ini diambil dengan sebelumnya menganalisis informasi yang ada
mengenai masalah tersebut secara mendalam supaya keputusan yang akan diambil
tepat walaupun dalam proses analisisnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Gaya
konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi
tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial.
Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan
banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas
sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan
kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan
konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan
solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka
dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan. Dalam keputusan ini tersedia banyak pilihan keputusan
yang dapat diambil sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan.
4. Gaya
perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan
toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial.
Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai
situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran,
sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka
cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang
lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata ‘tidak’
kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih. Pada keputusan ini menitik beratkan
pengambilan keputusan dengan perasaan dimana keputusan ini menghormati berbagai
aspirasi yang ada dalam proses pengambilan keputusan.
Lalu dalam pengambilan keputusan juga memiliki faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Seperti jenis kelamin. Pria itu tidak selamanya mempunyai
keputusan sama dengan wanita. Menurut saya, pria itu ingin yang simple, mudah
dikerjakan dan tepat dengan sasaran. Sedangkan wanita ingin penjelasan yang
jelas, masuk di logika dan tergantung Mood
nya.
Tetapi, ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi selain jenis kelamin,
yaitu:
1.
Posisi
atau kedudukan. Dalam mengambil suatu keputusan posisi atau kedudukan
sangat menentukan yaitu apakah posisi seseorang itu masuk ke dalam pembuat
keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision
taker) atau karyawan (staff) karena dari penentuan posisi inilah
kemudian dapat ditentukan bagian apa yang harus dikerjakan pada posisinya
masing-masing sehingga keputusan yang diambil bisa tepat.
2. Masalah. Masalah
merupakan suatu penghalang untuk tercapainya suatu tujuan, jadi dalam mengambil
suatu keputusan harus benar-benar dipahami masalah yang sedang dihadapi
sehingga kita bisa mengambil keputusan yang tepat dan juga suatu tujuan dapat
tercapai.
3. Situasi. Situasi
merupakan keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain
dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa
yang hendak kita perbuat.
4. Kondisi. Kondisi
adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut
merupakan sumber daya-sumber daya.
5. Tujuan. Tujuan
yang hendak dicapai baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha yang pada umumnya telah ditentukan. Tujuan yang
ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif.
Pengambilan keputusan
merupakan proses pemilihan tindakan tertentu dari suatu
masalah dan keputusan. Suatu masalah adalah ketidak sesuain antara keadaan saat
ini dengan keadaan yang diinginkan yang memerlukan pertimbangan dan tindakan
cepat. Pengambilan keputusan adalah suatu proses manajerial, namun secara
universal pengambilan keputusan merupakan alternatif dalam pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan disebut juga sebagai
ilmu dan seni. Dimana manajemen sebagai ilmu karena aktivitas tersebut memiliki
cara, metode, atau pendekatan tertentu yang bersifat sistematis, teratur dan
terarah. Sedangkan manajemen sebagai seni karena kegiatan tersebut selalu
dihadapkan pada sejumlah peristiwa yang memiliki karakteristik keunikan
tersendiri.
Pengambilan keputusan didasari oleh keyakinan, intuisi, fakta fakta, pengalaman
dan kekuasaan. Dan untuk jenisnya keputusan dibagi kedalam dua golongan,
yang pertama, keputusan dikaji dari proses pengambilan keputusan dikenal
atas keputusan auto generated dan keputusan induced. Dan
yang keduaadalah menurut para pakar manajemen dan teori organisasi, yang
membagi pengambilan keputusan kedalam dua kategori, yaitu keputusan terprogram
dan keputusan tidak terprogram
Daftar Pustaka
S.P. Hasibuan, Malayu.
2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
P.Robbins, Stephen & Mary Coulter.
2005. Management, eight edition. Erlangga: Jakarta
Sukmadi. 2012. Dasar Dasar Manajemen.
Bandung: Humaniora
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengambilan_keputusan#Referensi
Comments
Post a Comment