REVIEW GUNDAM : IRON-BLOOD ORPHANS
Tidak Semua Orang Mau Diperintahkan Selalu...
Serial terbaru ini baru tayang pada tahun 2015. Itu Season 1 nya. Dan season 2 nya masih on going hingga sekarang. Kenapa Ane milih serial Iron-Blood Orphans (judul jepang: Tekketsu no Orphans)? karena dari semua serial Gundam menurut Ane ini yang paling Ajiibb. Langsung ajaa...
Berlatar
di masa Post Disaster 323, sekitar tiga abad sesudah perang sangat besar yang
disebut Calamity War (‘perang
malapetaka’) terjadi antara Mars dan Bumi, koloni-koloni luar angkasa telah
dibangun sebagai tempat hunian manusia, dan permukaan planet Mars telah
melewati proses terraform sehingga
kini dapat ditinggali secara bebas. Namun demikian, ketimpangan taraf hidup dan
kesejahteraan penduduk antara satu tempat dan tempat lainnya masih ada secara
mencolok.
G-Tekketsu berkisah
tentang sekelompok anak lelaki yatim piatu di kota Chryse, Mars, yang dipekerjakan sebagai tenaga bayaran oleh
perusahaan pengamanan swasta CGS (Chryse
Guard Security). Alasan anak-anak ini sampai dipekerjakan adalah karena selain
dapat dibayar murah, dan tak ada yang menuntut jaminan sosial bila mereka
wafat, ada suatu sistem antarmuka yang
disebut Alaya-Vijnana (‘arayashiki’) yang hanya dapat ditanamkan pada tulang belakang anak-anak dan remaja yang masih di usia pertumbuhan. Sistem ini memungkinkan mereka yang memilikinya menggunakan peralatan Mobile Worker tanpa pelatihan.
disebut Alaya-Vijnana (‘arayashiki’) yang hanya dapat ditanamkan pada tulang belakang anak-anak dan remaja yang masih di usia pertumbuhan. Sistem ini memungkinkan mereka yang memilikinya menggunakan peralatan Mobile Worker tanpa pelatihan.
Karenanya,
anak-anak ini disodori tawaran: bila mereka mau menjalani operasi (yang
benar-benar menyakitkan, dan oleh sejumlah kalangan dipandang tidak manusiawi)
untuk dipasangkan Alaya-Vijnana, maka mereka bakal dikasih tempat berteduh dan
makanan; selama mereka mau bekerja sebagai prajurit di bawah naungan CGS. Lalu
tawaran ini banyak diambil karena kebanyakan anak terlantar di Chryse sudah tak
punya apa-apa lagi.
Cerita
dimulai saat putri tunggal keluarga Bernstein yang
berkuasa atas Chryse, Kudelia Aina Bernstein, hendak pergi ke Bumi atas
undangan Makanai Togonosuke,
perdana menteri Arbrau.
Di
masa ini, pemerintahan di Bumi terbagi atas empat blok ekonomi. Masing-masing
blok ekonomi tersebut memiliki porsi kekuasaannya sendiri, termasuk atas
koloni-koloni luar angkasa dan wilayah-wilayah tertentu di Mars. Arbrau
misalnya, berkuasa atas Bumi bagian utara yang di masa kini mencakup
wilayah-wilayah Russia, Canada, dan Alaska. Lalu di Mars, Chryse termasuk dalam
lingkup kekuasaan Arbrau.
Lalu
untuk keperluan perjalanan tersebut, CGS, yang dipimpin oleh seorang pria bernama Maruba Arkay, akan ditugaskan untuk
mengawal Kudelia.
Terlepas
dari keempat blok ekonomi tersebut, sebenarnya ada satu faksi berkuasa lain,
yaitu entitas militer tunggal Gjallarhorn.
Gjallarhorn secara netral diamanatkan untuk menjaga perdamaian di Bumi, Mars,
serta koloni-koloni luar angkasa semenjak Calamity War berakhir. Organisasi
militer elit ini mewarisi berbagai teknologi dan peralatan perang dari masa
Calamity War, yang di dalamnya termasuk Mobile
Worker serta Mobile Suit (MS)
dalam jumlah sangat banyak.
Sesudah
kedatangan Kudelia di markas CGS, Maruba
memberi tanggung jawab pada Orga
Itsuka dan kawan-kawannya untuk mengatur soal pengawalannya. Orga
adalah salah satu yatim piatu di CGS yang menonjol karena jiwa kepemimpinannya.
Karenanya, sebagian besar anak-anak tersebut patuh padanya.
Namun
tanpa sepengetahuan banyak orang, maksud Kudelia menemui Makanai—yaitu untuk
menegosiasikan perubahan kebijakan pengelolaan sumber daya half metal di
Chryse, dengan harapan dapat mensejahterakan penduduk Mars—ternyata dipandang
akan memicu gerakan yang dapat mengubah struktur sosial dunia secara
besar-besaran. Karenanya, kedatangan Kudelia ke CGS ternyata memang diatur
sebagai bagian dari rencana terselubung untuk membunuhnya.
Orang-orang
yang terlibat dalam rencana ini mencakup Coral Conrad, kepala cabang Gjallarhorn di Mars, serta Norman Bernstein, ayah Kudelia sendiri.
Hanya
saja, rencana ini tak berlangsung mulus karena para personil CGS terlanjur
berhasil melacak keberadaan pasukan Gjallarhorn di sekitar markas. Gjallarhorn
pun melakukan penyerbuan besar-besaran ke markas CGS lebih cepat dari jadwal
untuk mencegah Kudelia lolos.
Maruba
dan manajemen CGS lain melarikan diri saat sadar mereka sudah dijadikan tumbal
oleh Gjallarhorn, dan sebaliknya mereka pun mengorbankan Orga dan
kawan-kawannya yang tengah bertempur agar mereka sendiri bisa kabur.
Merasa
terkhianati, anak-anak yatim piatu di CGS di luar dugaan berhasil membalikkan
keadaan saat Orga memerintahkan diaktifkannya kembali sebuah MS di ruang bawah
tanah markas, yang reaktor Ahab yang
terpasang padanya selama ini digunakan sebagai sumber tenaga. Hanya MS pulalah
yang dapat menandingi kekuatan MS; karena kedatangan pasukan MS Graze milik
Gjallarhorn dengan mudah akan menyingkirkan pasukan Mobile Worker CGS. Untuk
peran penting ini, Orga menugaskan partner andalan sekaligus sahabat lamanya
sejak kecil, Mikazuki Augus,
sebagai menjadi pilot MS tersebut.
MS
ini ternyata adalah Gundam Barbatos,
satu dari 72 mesin legendaris dengan kerangka Gundam Frame yang konon telah mengakhiri Calamity War tiga
abad silam. Lalu
pengaktifan MS ini pula yang menandai berdirinya Tekkadan, badan usaha baru yang Orga dan kawan-kawannya dirikan
untuk menggantikan peran CGS dengan mengambil alih aset-asetnya.
Setelah menonton Anime tersebut, Ane suka terkagum-kagum dengan teknologi-teknologi nya. Contohnya seperti teknologi Alaya Vijnana. Teknologi ini adalah sebuah alat yang ditanamkan ke tulang belakang anak kecil. Kenapa anak kecil? Karena masa kecil adalah masa pertumbuhan. Seiring dengan masa pertumbuhan, implan tersebut juga akan mengalami perkembangan. Alaya Vijnana adalah teknologi antar manusia dan mesin. Alat ini dapat mempermudah pengguna Mobile Suit (Robot) untuk mengoperasikannya tanpa melakukan pelatihan terlebih dahulu. Ketika anak kecil ditanamkan alat ini, anak kecil ini dapat menggunakan Mobile Suit seakan-akan mereka adalah pakar dari mesin tersebut.
Tetapi secanggih apapun alat itu, pasti ada yang namanya kekurangan. Ketika melakukan penanaman alat tersebut lalu tubuh menolak atau tidak cocok dengannya, maka akan menyebabkan pertumbuhan sel darah merah yang aneh. Serta hilangnya fungsi anggota badan. Sangat mengerikan.
Sejenak mari kita pikirkan. Apakah ada hal yang menguntungkan jika kita mempunyai atau bisa mengoperasikan robot-robot seperti yang ada di film ini? tentulah ada. Kita bisa mneggunakan sebagai senjata perang yang kuat untuk melindungi bumi kita. Menjadikan bala tentara yang hebat. Seiring dengan perpindahan waktu teknologi pun semakin mutakhir. Robot-robot dapat bekerja dengan sendirinya. Hingga robot-robot pun bisa melakukan tingkah laku layaknya manusia. Semuanya pasti ingin mempunyai robot seperti Gundam ini. Apalagi Ane sendiri. Sampai-sampai figure Gundam (Gunpla) pun Ane sikat juga. Dengan adanya robot Gundam ini, korban peperangan juga bisa di minimalisirkan (paling juga yang jadi korban pilot Gundam nya sendiri :v ).
Tapi apakah ada kekurangannya? Itupun juga ada. Walaupun korban manusia bisa di minimalisirkan, tetapi kerusakan-kerusakan fasilitas tidak dapat dipungkiri. Mungkin malah lebih parah. Dan jika robot bisa mengikuti tingkah laku layaknya manusia, bagaimana jika robot sudah tidak mau mendengarkan kata-kata majikannya lalu berbuat dengan sendirinya? pasti itu sangatlah menyeramkan. Bagaimana tidak? coba anda bayangkan, jika robot sudah tidak mau diatur oleh majikannya sendiri, lalu berbuat seenaknya saja. Bagaimana jika malah anda yang diatur oleh robot dan robot anda menjadi majikan anda? Itulah yang Ane bayangin Hahahahaa...
By: Umaru San
Sumber: alfare.wordpress.com/2016/04/02/mobile-suit-gundam-iron-blooded-orphans/
Comments
Post a Comment