LOGIKA FUZZY
Apa itu Logika Fuzzy??
Logika
Fuzzy adalah suatu proses pengambilan keputusan berbasis aturan yang bertujuan
untuk memecahkan masalah, dimana sistem tersebut sulit untuk dimodelkan atau
terdapat ambiguitas dan ketidakjelasan yang berlimpah. Logika Fuzzy
ditentukan oleh persamaan logika bukan dari persamaan diferensial komplek dan
berasal dari pemikiran yang mengidentifikasi serta mengambil keuntungan dari
grayness antara dua ekstrem. Sistem logika fuzzy terdiri dari himpunan fuzzy
dan aturan fuzzy. Subset fuzzy merupakan himpunan bagian yang berbeda dari
variabel input dan output. Aturan fuzzy berhubungan dengan variabel masukan dan
variabel output melalui subset. Mengingat seperangkat aturan fuzzy,
sistem dapat mengkompensasi dengan cepat dan efisien. Meskipun dunia Barat pada
awalnya tidak menerima logika fuzzy dan ide fuzzy, hari ini logika fuzzy
diterapkan dalam banyak sistem.
Logika Fuzzy adalah
salah satu komponen pembentuk soft computing. Logika fuzzy pertama
kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Dasar
logika fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Pada teori himpunan fuzzy,
peranan derajat keanggotaan sebagai penentu keberadaan elemen dalam suatu
himpunan sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan atau membership
function menjadi ciri utama dalam penalaran dengan logika fuzzy tersebut
(Kusuma Dewi, 2003).
Logika fuzzy dapat
dianggap sebagai kotak hitam yang berhubungan antara ruang input menuju
ruang output (Kusuma Dewi, 2003). Kotak hitam tersebut berisi cara
atau metode yang dapat digunakan untuk mengolah data input menjadi output dalam
bentuk informasi yang baik.
Alasan Digunakannya Logika Fuzzy
Adapun beberapa alasan digunakannya logika fuzzy (Kusuma
Dewi, 2003), adalah:
1. Konsep
logika fuzzy mudah dimengerti. Karena logika fuzzy menggunakan
dasar teori himpunan, maka konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy tersebut
cukup mudah untuk dimengerti.
2. Logika fuzzy sangat
fleksisbel, artinya mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan, dan
ketidakpastian yang menyertai permasalahan.
3. Logika fuzzy memiliki
toleransi terhadap data yang cukup homogeny, dan kemudian ada beberapa data
“eksklusif”, maka logika fuzzy memiliki kemampuan untuk menangani
data eksklusif tersebut.
4. Logika fuzzy dapat
membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung
tanpa harus melalui proses pelatihan. Dalam hal ini, sering dikenal dengan
istilah fuzzy expert sistem menjadi bagian terpenting.
5. Logika fuzzy dapat
bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. Hal ini umumnya
terjadi pada aplikasi di bidang teknik mesin maupu teknik elektro.
6. Logika fuzzy didasari
pada bahasa alami. Logika fuzzy menggunakan bahasa sehari-hari
sehingga mudah dimengerti.
DERAJAT KEBENARAN
Logika fuzzy dan logika
probabilitas secara matematis sama - keduanya mempunyai nilai kebenaran yang
berkisar antara 0 dan 1 - namun secara konsep berbeda. Logika fuzzy berbicara
mengenai "derajat kebenaran", sedangkan logika probabilitas mengenai
"probabilitas, kecenderungan". Karena
kedua hal itu berbeda, logika fuzzy dan logika probabilitas mempunyai contoh
penerapan dalam dunia nyata yang berbeda.
BAGAIMANA LOGIKA FUZZY DIGUNAKAN
Adapun langkah – langkah penggunaan fuzzy logic adalah
sebagai berikut:
a. Definisikan
obyektif dan criteria control:
1) Apa yang kita coba control ?
2) Apa yang harus kita lakukan untuk mengontrol system
?
3) Respon seperti apa yang kita butuhkan ?
4) Apa mode kegagalan system yang mungkin ?
b.
Tentukan hubungan antara input dan output serta memilih jumlah minimum variable
input pada mesin fuzzy logic(secara khusus error dan rata – rata perubahan
error)
1) Dengan
menggunakan struktur berbasis aturan dari fuzzy logic, jabarkan permasalahan
control ke dalam aturan IF X AND Y THEN Z yang mendefinisikan respon output
system yang diinginkan untuk kondisi input system yang diberikan. Jumlah dan
kompleksitas dari rules bergantung pada jumlah parameter input yang diproses
dan jumlah variable fuzzy yang bekerjasama dengan tiap – tiap parameter. Jika
mungkin, gunakan setidaknya satu variable dan turunan waktunya. Walaupun
mungkin untuk menggunakan sebuah parameter tunggal yang error saat itu juga
tanpa mengetahui rata – rata perubahannya, hal ini melumpuhkan kemampuan system
untuk meminamalisasi keterlampauan untuk sebuah tingkat input.
2) Buat fungsi
keanggotaan yang menjelaskan nilai input atau output yang digunakan didalam
rules.
3) Buat
rutinitas proses awal dan akhir yang penting jika diimplementasikan dalam
software, sebaliknya program rules kedalam mesin hardware fuzzy logic.
HIMPUNAN FUZZY
Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu
item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan (X), memiliki dua
kemungkinan, yaitu:
1. Satu
(1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau
2. Nol
(0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.
Contoh:
Misalkan variabel umur dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu:
MUDA
umur < 35 tahun
PAROBAYA 35 ≤ umur ≤ 55 tahun
TUA umur > 55 tahun
PAROBAYA 35 ≤ umur ≤ 55 tahun
TUA umur > 55 tahun
Dari kategori diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Apabila
seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA ( (34)=1)
2. Apabila
seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA ( (35)=0)
3. Apabila
seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK MUDA ( (35-1
hari)=1)
4. Apabila
seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA ( (34)=1)
5. Apabila
seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA ( (34)=0)
6. Apabila
seseorang berusia 55 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA ( (55)=1)
7. Apabila
seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA (
(35-1 hari)=0)
Dari sini dapat dikatakan
bahwa pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur sangat tidak
adil. Adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan
kategori yang cukup signifikan.
Himpunan fuzzy digunakan
untuk mengantisipasi hal tersebut. Seseorang dapat masuk dalam dua himpunan
yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dan sebagainya. Seberapa
besar eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai
keanggotaanya. Gambar berikut menunjukkan himpunan fuzzy untuk
variabel umur.
Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa:
1. Seseorang
yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan ( (40) = 0,25);
namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA ( (40) = 0,5).
2. Seseorang
yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan TUA dengan ( (50) = 0,25); namun
dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA ( (50)=0,5).
Terkadang kemiripan
antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan.
Keduanya memiliki nilai interval [0,1], namun interpretasi nilainya sangat
berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy memberikan
suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan
proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang.
Misalnya, jika nilai keanggotaan bernilai suatu himpunan fuzzy USIA
adalah 0,9; maka tidak perlu dipermasalahkan berapa seringnya nilai itu
diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir pasti
muda. Dilain pihak, nilai probilitas 0,9 usia berarti 10% dari himpunan
tersebut diharapkan tidak muda (Kusuma Dewi, 2003).
By: Umaru San
Daftar Pustaka:
- Pengertian dan dasar Logika Fuzzy, joinsucces.blogspot.co.id
- Logika Fuzzy, wikipedia
- Logika Fuzzy, informatika.web.id
- Fuzzy Logic and Fuzzy Logic SUN Tracking Control, fahmizaleeits.wordpress.com
Comments
Post a Comment