Apa Pandangan Hidup Kita??

AGAMA ADALAH PANDANGAN HIDUP KITA



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqc4lgGUGb5aIXkGTsN3xfVuSikiPp46pTWI0yb1xd4VqcSNFaYKbN1VD86034cy8Wi6Vc9qFaTNJTCH-dYda_x_cnPaglBkSKsu5N9eA3pLYvlhtYqx4aMbTL7ZK-kh28ycfL2HWBs18/s1600/tujuan-bisnis1-270x300.jpg      Sebelum saya masuk ke masalah ini, saya ingin bertanya kepada anda semua. Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup? Sebenarnya saya sendiri tidak tahu apa pengertian pandangan hidup (-_-). Mungkin anda sebenarnya tahu apa itu pandangan hidup. Tapi tidak menyadarinya. Sama seperti saya. Saya tidak tahu bahasa indonesia baku. Tapi saya tahu bahasa Indonesia yang "yaaaahhh begitulah". Pandangan hidup memiliki arti sebagai suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang
mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.

      Pandangan   hidup  banyak  sekali  macamnya   dan  ragamnya,   akan  tetapi  pandangan hidup  dapat  diklasifikasikan   berdasarkan asalnya  yaitu terdiri dari  3 macam  :

     (A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya

     (B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada negara tersebut.

     (C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

      Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.


     Disini saya akan menjelaskan pandangan hidup manusia dalam beragama islam. Kalau membahas semua sepertinya terlalu panjang (untuk saya sendiri). 

    
Islam Sebagai Pandangan dan Pedoman Hidup
          Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Islam mempunyai cara pandangnya sendiri terhadap segala sesuatu.
          Sejak dulu, umat Islam dalam memahami ajaran Islam tak pernah surut. Segala potensi dan metodologis digunakan untuk memberi jalan kemudahan mengenal Islam dari berbagai sudut dimensi. Singkatnya, banyak jalan bagaimana memahami Islam secara utuh dan komprehensif. Islam adalah denyut nadi yang mensejarah sepanjang peradaban manusia. Sampai kapan pun, Islam tak akan pernah kering dari perhatian orang. Studi-studi agama menempatkan Islam sebagai kajian menarik yang dilakukan setiap orang. Lebih dari itu, kini Islam di Barat menjadi perhatian orang-orang yang tengah kehilangan pegangan hidup yang pasti. Tidak sedikit, orang Barat tertarik mempelajari Islam, bahkan memeluknya sebagai pegangan hidup.
          Intensitas pengkajian terhadap Islam sungguh di luar dugaan. Tidak saja di pesantren-pesantren, sebagai basis mendalami ajaran Islam, melainkan di perguruan tinggi ramai mempelajari Islam. Meski ajaran Islam terkesan doktriner dan final, tetapi justru membuat banyak orang tertarik melakukan pengkajian terhadapnya. Cara pandang seseorang pun bisa berbeda, orang awam berbeda dengan kaum cendikiawan, orang kaya berbeda dengan orang miskin, politikus berbeda dengan ekonom, dan begitu seterusnya.
          Memang, dari dulu ajaran Islam tetap sama. Namun setiap kepala orang dapat berbeda dalam mengartikulasikan Islam. Hal ini karena Islam mengandung nilai universalitas yang cukup memberi peluang setiap pemeluknya untuk berbeda. Meski berbeda memahami Islam, semangat untuk menghayati dan mengamalkan Islam justru semakin dinamis. Hal ini bisa terlihat dari semangat banyaknya organisasi Islam yang tak pernah sepi dari upaya kreatif memahami Islam.
          Upaya-upaya tersebut di atas, sebenarnya mengajak para pemeluk Islam untuk melakukan sebuah refleksi baru mengenai apa yang disebut Kuntowijoyo sebagai “reinterpretasi ajaran Islam”. Tugas ini merupakan suatu keniscayaan, sebagai salah satu upaya dalam rangka peningkatan kualitas dakwah dan pendidikan Islam, baik dilingkungan formal, informal, maupun nonformal. Islam dapat berkembang maju pesat karena dua kekuatan itu, yakni melalui dakwah dan pendidikan.
          Islam perlu dihadirkan kembali sesuai dengan sejatinya. Berbagai alternatif memahami Islam banyak ditampilkan cendikiawan muslim. Apalagi Islam masuk ke nusantara banyak melewati babakan sejarah panjang dengan berbagai motif budaya lokal yang kental. Tidak ada cara lain kecuali menerjemahkan kembali Islam sebagai ajaran murni sesuai dengan petunjuk kitab suci yang sangat kaya tentang masalah sosial, ilmu pengetahuan, pendidikan dan seterusnya. Pendek kata, perlu semacam recoveri strategi dalam memahami Islam yang betul-betul otentik demi mengembangkan kualitas umat Islam.
- See more at: http://ninatatianaa.blogspot.com/2012/11/islam-sebagai-pandangan-dan-pedoman.html#sthash.wm8qNqsT.dpuf
Islam Sebagai Pandangan dan Pedoman Hidup
          Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Islam mempunyai cara pandangnya sendiri terhadap segala sesuatu.
          Sejak dulu, umat Islam dalam memahami ajaran Islam tak pernah surut. Segala potensi dan metodologis digunakan untuk memberi jalan kemudahan mengenal Islam dari berbagai sudut dimensi. Singkatnya, banyak jalan bagaimana memahami Islam secara utuh dan komprehensif. Islam adalah denyut nadi yang mensejarah sepanjang peradaban manusia. Sampai kapan pun, Islam tak akan pernah kering dari perhatian orang. Studi-studi agama menempatkan Islam sebagai kajian menarik yang dilakukan setiap orang. Lebih dari itu, kini Islam di Barat menjadi perhatian orang-orang yang tengah kehilangan pegangan hidup yang pasti. Tidak sedikit, orang Barat tertarik mempelajari Islam, bahkan memeluknya sebagai pegangan hidup.
          Intensitas pengkajian terhadap Islam sungguh di luar dugaan. Tidak saja di pesantren-pesantren, sebagai basis mendalami ajaran Islam, melainkan di perguruan tinggi ramai mempelajari Islam. Meski ajaran Islam terkesan doktriner dan final, tetapi justru membuat banyak orang tertarik melakukan pengkajian terhadapnya. Cara pandang seseorang pun bisa berbeda, orang awam berbeda dengan kaum cendikiawan, orang kaya berbeda dengan orang miskin, politikus berbeda dengan ekonom, dan begitu seterusnya.
          Memang, dari dulu ajaran Islam tetap sama. Namun setiap kepala orang dapat berbeda dalam mengartikulasikan Islam. Hal ini karena Islam mengandung nilai universalitas yang cukup memberi peluang setiap pemeluknya untuk berbeda. Meski berbeda memahami Islam, semangat untuk menghayati dan mengamalkan Islam justru semakin dinamis. Hal ini bisa terlihat dari semangat banyaknya organisasi Islam yang tak pernah sepi dari upaya kreatif memahami Islam.
          Upaya-upaya tersebut di atas, sebenarnya mengajak para pemeluk Islam untuk melakukan sebuah refleksi baru mengenai apa yang disebut Kuntowijoyo sebagai “reinterpretasi ajaran Islam”. Tugas ini merupakan suatu keniscayaan, sebagai salah satu upaya dalam rangka peningkatan kualitas dakwah dan pendidikan Islam, baik dilingkungan formal, informal, maupun nonformal. Islam dapat berkembang maju pesat karena dua kekuatan itu, yakni melalui dakwah dan pendidikan.
          Islam perlu dihadirkan kembali sesuai dengan sejatinya. Berbagai alternatif memahami Islam banyak ditampilkan cendikiawan muslim. Apalagi Islam masuk ke nusantara banyak melewati babakan sejarah panjang dengan berbagai motif budaya lokal yang kental. Tidak ada cara lain kecuali menerjemahkan kembali Islam sebagai ajaran murni sesuai dengan petunjuk kitab suci yang sangat kaya tentang masalah sosial, ilmu pengetahuan, pendidikan dan seterusnya. Pendek kata, perlu semacam recoveri strategi dalam memahami Islam yang betul-betul otentik demi mengembangkan kualitas umat Islam.
- See more at: http://ninatatianaa.blogspot.com/2012/11/islam-sebagai-pandangan-dan-pedoman.html#sthash.wm8qNqsT.dpuf
      Islam Sebagai Pandangan dan Pedoman Hidup.
     

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR8ftVomV39q4EHJuxcZuBo4A2YJH_hpGm8EBn6TAxzJE4ubcqGzhgbgdSjc7rjQzvWQy32xCV0beDo5k1fGDKKQb8CwZBbYCfycvytCsc4Vd0sSlTuEStmC_ecfsqj9Q_fb4hdSzHptMS/s1600/pandangan+hidup.jpg
Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Islam mempunyai cara pandangnya sendiri terhadap segala sesuatu.

      Sejak dulu, umat Islam dalam memahami ajaran Islam tak pernah surut. Segala potensi dan metodologis digunakan untuk memberi jalan kemudahan mengenal Islam dari berbagai sudut dimensi. Singkatnya, banyak jalan bagaimana memahami Islam secara utuh dan komprehensif. Islam adalah denyut nadi yang mensejarah sepanjang peradaban manusia. Sampai kapan pun, Islam tak akan pernah kering dari perhatian orang. Studi-studi agama menempatkan Islam sebagai kajian menarik yang dilakukan setiap orang. Lebih dari itu, kini Islam di Barat menjadi perhatian orang-orang yang tengah kehilangan pegangan hidup yang pasti. Tidak sedikit, orang Barat tertarik mempelajari Islam, bahkan memeluknya sebagai pegangan hidup.

      Intensitas pengkajian terhadap Islam sungguh di luar dugaan. Tidak saja di pesantren-pesantren, sebagai basis mendalami ajaran Islam, melainkan di perguruan tinggi ramai mempelajari Islam. Meski ajaran Islam terkesan doktriner dan final, tetapi justru membuat banyak orang tertarik melakukan pengkajian terhadapnya. Cara pandang seseorang pun bisa berbeda, orang awam berbeda dengan kaum cendikiawan, orang kaya berbeda dengan orang miskin, politikus berbeda dengan ekonom, dan begitu seterusnya.


https://chillinaris.files.wordpress.com/2010/05/2072337600_bd81ee3acd_o.jpg
     Memang, dari dulu ajaran Islam tetap sama. Namun setiap kepala orang dapat berbeda dalam mengartikulasikan Islam. Hal ini karena Islam mengandung nilai universalitas yang cukup memberi peluang setiap pemeluknya untuk berbeda. Meski berbeda memahami Islam, semangat untuk menghayati dan mengamalkan Islam justru semakin dinamis. Hal ini bisa terlihat dari semangat banyaknya organisasi Islam yang tak pernah sepi dari upaya kreatif memahami Islam.

      Upaya-upaya tersebut di atas, sebenarnya mengajak para pemeluk Islam untuk melakukan sebuah refleksi baru mengenai apa yang disebut Kuntowijoyo sebagai “reinterpretasi ajaran Islam”. Tugas ini merupakan suatu keniscayaan, sebagai salah satu upaya dalam rangka peningkatan kualitas dakwah dan pendidikan Islam, baik dilingkungan formal, informal, maupun nonformal. Islam dapat berkembang maju pesat karena dua kekuatan itu, yakni melalui dakwah dan pendidikan.

     
Islam perlu dihadirkan kembali sesuai dengan sejatinya. Berbagai alternatif memahami Islam banyak ditampilkan cendikiawan muslim. Apalagi Islam masuk ke nusantara banyak melewati babakan sejarah panjang dengan berbagai motif budaya lokal yang kental. Tidak ada cara lain kecuali menerjemahkan kembali Islam sebagai ajaran murni sesuai dengan petunjuk kitab suci yang sangat kaya tentang masalah sosial, ilmu pengetahuan, pendidikan dan seterusnya. Pendek kata, perlu semacam recoveri strategi dalam memahami Islam yang betul-betul otentik demi mengembangkan kualitas umat Islam.

      Pada zaman sekarang ini, sering kali kita lihat orang yang mengaku Islam yang biasanya tertulis di KTP (Kartu Tanda Penduduk), Namun secara kesehariannya tidak menunjukkan keislamannya, seperti tidak atau jarangnya melakukan sholat wajib lima waktu, jarang mengucapkan salam setiap kali bertemu teman atau sahabat sesama muslim,dll. Atau istilahnya saat ini yaitu Islam KTP.
      

     Mungkin pada saat ini, Nilai-nilai agama sudah mulai berkurang, karena proses globalisasi dan pandangan hidup setiap orang berbeda-beda. Pada kenyataannya sekarang, kebanyakan orang mengganggap agama hanya sebagai hubungan manusia terhadap Tuhannya saja. Namun dalam Islam, tidak hanya mengatur manusia dengan Tuhannya saja,tapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya.
 

     Islam tidak hanya sebagai aturan-aturan yang bersifat teoritis, namun juga dapat dijadikan sebagai Pandangan Hidup yang sesuai dengan fitrah manusia untuk menjawab masalah-masalah atau problematika umat saat ini. Banyak Ayat dalam Al-Qur’an yang membahas kehidupan manusia baik berindividu, sesama manusia, bermasyarakat, dan bernegara. Seperti kewajiban menuntut ilmu, diperbolehkan mengadakan transaksi jual-beli,dll. Dengan cara memahami arti dari Ayat tersebut, dan mengaplikasikan kedalam segala aspek kehidupan, maka menjadikan Islam sebagai Pandangan Hidup.
 

http://static-www.icr.org/i/articles/af/creationist_worldview_wide.jpg    Islam sebagai Pandangan Hidup, menyadari bahwa tiap aspek kehidupan tidak lepas dari aturan dan nilai-nilai Islam,dengan menunjukan ketakwaannya terhadap Allah swt. maka segala aspek yang berkaitan dengan kehidupan, seperti perkataan, perbuatan, perasaan (hati) seseorang, akan menampakkan ciri-ciri dari keislamannya tersebut.
Dengan menjadikan Islam sebagai Pandangan Hidup, maka segala tatanan kehidupan seorang muslim akan sesuai berdasarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya, sehingga tidak ada lagi yang namanya Islam KTP alias seorang muslim yang tidak menemukan keislamannya.
 

     Islam, agama paripurna dan paling akhir yang diturunkan Allah SWT kepada rasulullah Muhammad saw. Islam tak hanya sekedar peraturan-peraturan yang bersifat teoritik, tapi juga sebuah pandangan hidup yang sesuai fitrah manusia dan menjawab semua problematika umat. Jadi, islam adalah satu-satunya pandangan hidup yang diamanatkan kepada umat manusia oleh Sang Pencipta alam semesta.
 

     Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran : 85) 

     Saya sendiri orang islam. Saya mempelajari islam sejak kecil. Yaaa jadi saya sangat mempercayai islam. Saya dari kelas 1 SMP masuk pesantren lhoo!! bagaimana kehidupan pesantren? yaaa kalo awal-awal siihh pasti terasa berat. Tapi kalau anda sudah merasa betah, anda akan terus terkenang setelah anda lulus. Itulah pendapat saya. Disana saya diajarkan islam secara menyeluruh. Saya diajarkan untuk taat terhadap agama. Maka dari itu, berpeganglah teguh terhadap pandangan hidup kalian. Yaitu agama. Walaupun anda bukan non muslim, Agama adalah penting dalam kehidupan yaa kaan??


by: Umar_zzz



sumber:
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/
http://ninatatianaa.blogspot.com/2012/11/islam-sebagai-pandangan-dan-pedoman.html
http://nurulhidayati4321.blogspot.com/2013/12/islam-sebagai-pedoman-dan-pandangan.html   
Islam Sebagai Pandangan dan Pedoman Hidup

Comments

Popular Posts