REVIEW JURNAL
SISTEM
PAKAR UNTUK MENDETEKSI KERUSAKAN HARDWARE KOMPUTER
DENGAN
MENGGUNAKAN
METODE
PENELUSURAN BACKWARD CHAINING
Jurnal ini diambil dari:
SISTEM PAKAR UNTUK MEDETEKSI KERUSAKAN HARDWARE KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENELUSURAN BACKWARD CHAINING
Oleh:
Toto Sudiyanto dan Nana Suarna, STMIK IKMI Cirebon
Link disini
ABSTRAK
Di dalam penggunaannya,
komputer tidak dapat luput dari kerusakan atau masalah meskipun kerusakan itu
mungkin hanya kerusakan kecil, oleh karena itu komputer harus dirawat secara
baik. Dan peranan seorang teknisi pun sangat dibutuhkan terutama bagi para
pengguna atau pemilik komputer yang tidak mengetahui penyebab-penyebab
kerusakan dan cara memperbaiki disaat komputer mengalami kerusakan. Sangat
disayangkan jika kerusakan yang terjadi hanyalah kerusakan kecil yang
semestinya dapat diperbaiki sendiri. Sementara waktu untuk menunggu perbaikan
sudah cukup lama dan biaya yang dikeluarkan cukup besar.
Pada tugas akhir ini akan
dirancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu orang awam (user) yang
memiliki pengetahuan tentang komputer, toko komputer atau tempat pelatihan bagi
para teknisi untuk mengidentifikasi kerusakan yang ada pada umumnya sering
terjadi pada komputer. Perangkat lunak ini akan menuntun user atau pemakai
untuk mengidentifikasi kerusakan dengan cara memilih jenis kerusakan, mengikuti
langkah-langkah pemeriksaan dan akhirnya menemukan kemungkinan penyebab
kerusakan beserta solusi dan pemeriksaannya. Bahasa pemrograman yang digunakan
adalah Borland Delphi 7.0.
a)
LATAR
BELAKANG
Seiring dengan
berkembangnya teknologi, khususnya di bidang sistem informasi, permasalahan
kerusakan komputer juga menjadi masalah yang cukup pelik. Ini dapat dimaklumi
mengingat banyaknya user yang kurang memiliki pengetahuan dalam komputer,
khususnya dalam menangani komputer yang mengalami kerusakan yang terjadi belum
tentu rumit dan tidak dapat diperbaiki sendiri. Untuk itulah dirasakan perlu
dibuat software yang dapat membantu memecahkan permasalahan kerusakan komputer.
- Pemakai komputer menyadari bahwa komputernya tidak hanya sekedar dipakai saja setiap saat, tetapi pemakai juga perlu menyadari bahwa pada suatu saat juga akan mengalami masalah.
- Memang komputer tidak selamanya akan mengalami masalah atau mungkin ada masalah yang relatif kecil yang tidak berpengaruh besar dalam cara kerja komputer tersebut. Akan tetapi hal ini seharusnya ditangani dengan segera karena mencegah adanya kerusakan yang lebih parah.
- Ada baiknya bila masalah komputer ini diselesaikan sendiri apabila masih mungkin sebelum dibawa ke toko servis komputer. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat waktu dan biaya.
b) RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan sistem pakar
ini ialah :
- Keterbatasan teknisi.
- Tidak semua user mengerti tentang troubleshooting hardware komputer
- Biaya konsultasi ke pakar yang relatif mahal dan keterbatasan waktu
c) TUJUAN PENELITIAN
- Untuk meningkatkan pemahaman tentang pendeteksian dan pemahaman mengenai kerusakan pada hardware
- Untuk dapat menyajikan solusi yang tepat, masuk akal dan efisien.
- · Dapat menghemat biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membayar jasa konsultan.
e)
TINJAUAN
PUSAKA
Pengertian Sistem Pakar
Sistem pakar dapat
didefinisikan sebagai sebuah program komputer berbasis pengetahuan yang dapat
memberikan pemecahan setingkat pakar dalam bidang tertentu yang hasil
pemecahannya mirip dengan pemecahan yang diberikan oleh pakar sesungguhnya.1
Basis pengetahuan yang diperoleh diambil dari pengalaman seorang pakar maupun
teori-teori yang ada pada bidang yang spesifik saja, oleh karena itu sistem
pakar memiliki keterbatasan.
Konsep Sistem Pakar
Ada enam hal yang menjadi konsep dasar dari sebuah
Sistem Pakar,yaitu :
a.
Keahlian
(Exercise)
Keahlian dapat diperoleh dari pelatihan / training,
membaca atau dari pengalaman. Keahlian itu meliputi :
- Fakta-fakta tentang area permasalahan.
- Teori-teori tentang area permasalahan.
- Aturan-aturan tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi permasalahan yang diberikan.
- Strategi global untuk memecahkan masalah.
b.
Pakar
(Expert)
Sulit untuk
mendefinisikan apakah yang dimaksud pakar itu. Masalahnya adalah berapa banyak
keahlian yang harus dimiliki seseorang agar dapat diklasifikasikan sebagai
pakar. Namun berikut dibawah ini, dijelaskan beberapa kualifikasi yang harus
dimiliki seorang pakar :
- Dapat mengenal dan merumuskan masalah.
- Dapat memecahkan masalah dengan cepat dan semestinya.
- Dapat menjelaskan suatu solusi.
- Dapat menentukan hubungan.
- Belajar dari pengalaman.
c. Pemindahan Keahlian (Transferring Expertise)
Tujuan dari sistem pakar adalah memindahkan keahlian
dari seorang pakar ke komputer dan kemudian ke manusia yang bukan pakar. Proses
ini meliputi empat kegiatan, yaitu :
- Memperoleh pengetahuan dari pakar.
- Mempresentasikan pengetahuan ke dalam komputer.
- Mengolah pengetahuan sehingga dapat menghasilkan kesimpulan.
- Memindahkan pengetahuan ke user.
d. Menarik Kesimpulan (Interferencing)
e.
Aturan
(Rule)
Kebanyakan sistem pakar adalah berbasis rule,
pengetahuan disimpan dalam bentuk rule-rule sebagai prosedur pemecahan masalah.
f.
Kemampuan
Menjelaskan (Explanation Capability)
Keistimewaan lain dari sistem pakar adalah kemampuan
menjelaskan darimana asal sebuah solusi/rekomendasi diperoleh.
Arsitektur Sistem Pakar
Komponen utama yang harus
ada dalam sebuah sistem pakar adalah knowledge base (basis pengetahuan), inference
engine (mesin penarik kesimpulan),
explanation subsystem (subsistem penjelas output) dan user interface.
f)
METODE
PENGEMBANGAN
a.
Basis
Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan
merupakan bagian yang paling penting pada sistem pakar karena keahlian dari
pakar disimpan didalamnya. Basis pengetahuan tersebut berisi fakta-fakta yang
didapat dari seorang ahli dan diimplementasikan ke dalam sistem komputer dengan
menggunakan metode representasi pengetahuan tertentu. Metode representasi
pengetahuan adalah cara untuk menstrukturkan pengetahuan yang dimiliki oleh
pakar agar mudah diolah oleh komputer.
Representasi sistem pakar
berbasis rule adalah kumpulan pengetahuan yang disusun sedemikian rupa dengan
struktur IF.. THEN.. dengan relasi AND, OR atau kombinasi AND dan OR 4. Jadi
basis pengetahuan merupakan jantung sistem pakar, dimana bagian ini berisi
pengetahuan penting untuk mengerti, merumuskan dan memecahkan permasalahan,
yang mempunyai dua elemen dasar, yaitu fakta tentang keadaan dan teori tentang
area masalah.
b.
Inference
Engine
Inference
Engine merupakan bagian dari sistem pakar yang bertugas
untuk menemukan solusi yang tepat dari banyaknya solusi yang ada. Proses
dilakukan dalam inference engine
adalah bagaimana pengambilan keputusan terhadap konsultasi yang terjadi dan
proses penalaran pada basis pengetahuan yang dimilikinya.
Penentuan sistem
pendukung dan metode pelacakan sangat penting dalam rangka untuk menyelesaikan
masalah. Inference Engine merupakan
otak dari sistem pakar, juga dikenal sebagai struktur control/interpreter.
Komponen ini ada dasarnya berupa suatu program komputer yang menyediakan suatu
metodologi untuk mempertimbangkan informasi dalam knowledge base dan merumuskan kesimpulan.
Adapun untuk mendapatkan
sebuah kesimpulan terdapat dua metode penalaran, yaitu metode backward chaining dan metode Forward Chaining.
c.
Explanation
Subsystem
Explanation
Subsystem merupakan kemampuan untuk memberikan penjelasan atas
sebuah kesimpulan yang diberikan.
d.
User
Interface
User Interface merupakan
bagian dari sistem pakar yang berfungsi sebagai pengendali input output. User
interface melayani user selama proses konsultasi mulai dari tanya jawab untuk
mendapatkan fakta-fakta yang dibutuhkan interference engine sampai menampilkan
output yang merupakan kesimpulan/rekomendasi yang dihasilkan oleh interference
engine.
e.
Knowledge
Base Editor
Knowledge Base Editor
merupakan bagian yang digunakan untuk menambah, menghapus dan memperbaiki basis
pengetahuan.
f.
Learning
Learning adalah suatu
proses belajar dari suatu sistem pakar apabila sistem tidak menemukan solusi
masalah.
g.
Certainty
Factor
Certainty Factor
merupakan faktor keyakinan atas fakta-fakta yang ada.
Kategori Sistem Pakar
Banyak sekali bidang yang
menggunakan sistem pakar sebagai bantuan sehingga sistem pakar itu sendiri
dapat dikelompokan menjadi:
a. Interpretasi
Memberikan gambaran tentang
sekumpulan data mentah yang biasanya diperoleh melalui sensor. Contoh:
pengenalan kata/ucapan, pembuatan peta.
b. Prediksi
Memberikan kesimpulan mengenai akibat
yang mungkin ditimbulkan dari sejumlah situasi yang d diberikan. Contoh:
perkiraan cuaca, ramalan panen.
c. Diagnosa
Menentukan penyebab gagalnya suatu
sistem dalam situasi yang kompleks yang didasarkan pada observasi terhadap
gejala-gejala yang dapat diamati. Contoh: diagnosa penyakit pada bidang kedokteran.
d. Desain
Menentukan konfigurasi yang cocok
dari komponen-komponen yang ada dalam sebuah sistem sehingga unjuk kerja yang
memuaskan dapat diperoleh walaupun di dalamnya terdapat sejumlha keterbatasan.
Contoh: penyusunan anggaran belanja, desain arsitektur rumah.
e. Perencanaan
Mendapatkan urutan tindakan yang
harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan sebelumnya dari suatu
kondisi awal tertentu. Contoh: perencanaan strategi manajemen.
f. Pengawasan
(Monitoring)
Membandingkan perilaku yang diamati
pada suatu sistem denga perilaku yang diharapkan untuk mengenali lebih banyak
variasi perilaku di dalamnya. Contoh: manajemen pengawasan, pengedalian
instalasi nuklir.
g. Pelacakan
dan Perbaikan (Debugging and Repair)
Penentuan dan implementasi
perbaikan/pertolongan pada kegagalan suatu sistem. Contoh: uji coba software
computer, reparasi mesin, pelacakan kerusakan hardware computer.
h. Instuksi
Mendeteksi dan memperbaiki kekurangan
perilaku siswa dalam memahami suatu bidang tertentu. Contoh: program untuk
tutorial.
i.
Klasifikasi
Menentukan kategori dari sejumlah
kriteria yang diberikan. Contoh: penetuan jabatan seorang pegawai.
j.
Kontrol
Pengaturan perilaku kerja dalam suatu
lingkungan yang kompleks, termasuk di dalamnya penafsiran, pekiraan dan
perbaikan perilaku kerja sistem tersebut. Contoh: pengawasan jadwal penerbangan.
Keuntungan-Keuntungan
Dari Sistem Pakar
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan
sistem pakar adalah:
1. Membuat seseorang yang awam dapat bekerja layaknya seorang pakar.
2. Dapat bekerja denga informasi yang tidak lengkap atau pasti.
3. Meningkatkan output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Meningkatkan output berarti mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan serta mereduksi biaya.
4. Meningkatkan kualitas. Sistem pakar menyediakan nasehat yang konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan.
5. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman.
6. Handal (Reability), sistem pakar tidak dapat lelah/bosan, juga konsisten dalam memberi jawaban.
7. Kemampuan memecahkan masalah yang kompleks.
8. Pemindahan pengetahuan ke lokasi yang jauh serta memperluas jangkauan. Sistem pakar dapat diperoleh dan dipakai dimana saja.
Konsep
Backward Chaining
Berikut akan dijelaskan
mengenai konsep penalaran yang terdapat dalam inference engine.
Backward Chaining
Konsep backward chaining
ini diterapkan pada bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0. Proses ini dimulai
dari pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta yang ada
hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan oleh
user. Backward chaining merupakan proses penalaran dengan pendekatan
goal-driven. Pendekatan goal-driven memulai titik pendekatannya dari goal yang
dicari nilainya kemudian bergerak untuk mencari informasi yang mendukung goal
tersebut.
Keuntungan metode Backward Chaining
Keuntungan dengan menggunakan metode backward chaining
ialah:
2. Bila forward chaining mencoba semua kemungkinan dari informasi yang ada, backward chaining mencoba menyelesaikan masalah dengan mencari basis pengetahuan yang relevan dengan masalah sekarang.
3. Backward chaining merupakan pendekatan yang baik untuk menyelesaikan suatu diagnostic, preskripsi, dan debugging.
Knowledge
Acquisition
Knowledge acquisition
adalah proses mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar dan biasanya
ditampilkan oleh pengetahuan (knowledge engineer)8. Pengolah pengetahuan
mewancarai pakar-pakar dan mengumpulkan pengetahuan yang ada dari manusia.
Pengetahuan atau data-data yang dikumpulkan disebut sebagai knowledge base.
Tahap-tahap dalam knowledge acquisition Proses
Knowledge Acquisition dibagi menjadi lima tahapan, yaitu:
1.
Identifikasi
Merupakan tahap
mengidentifikasi permasalahan dan karateristik utamanya.
2.
Konseptualisasi
tahap penentuan konsep, informasi dan relasi yang digunakan serta menentukan
bagaimana representasi yang akan digunakan.
3.
Formalisasi
Merupakan tahap
perancangan struktur untuk mengorganisasikan pengetahuan dan
merepresentasikannya ke knowledge base.
4.
Implementasi
Merupakan tahap
pengkodean pengetahuan yang telah diolah ke dalam komputer.
5.
Pengujian
Merupakan tahap pengujian kebenaran
dari pengetahuan yang telah dibentuk.
g)
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Sistem ini dirancang agar
mempermudah bagi orang awam dalam memperbaiki kerusakan komputer. Adapun alat
bantu perancangan yang akan dipakai dalam sistem ini adalah :
Bagan Alir
Sistem (System Flowchart)
Bagan alair sistem
(system flowchart) merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara
keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur
yang ada dalam di dalam sistem, bagan alir sistem menunjukan apa yang
dikerjakan di sistem
DFD (Data Flow Diagram)
untuk memperlihatkan alur sistem yag dibuat oleh penulis secara spesifik
(perluasan dari DCD).
Diagram alir data
merupakan diagram yang menggambarkan alir data dalam sistem yang akan dibangun,
secara paralel dan terstruktur, dengan mengikutsertakan komponen-komponen
entitas-entitas yang terkait baik entitas luar maupun dalam, media penyimpanan
(storage), proses-proses sistem maupun simbol panah yang menujukkan hubungan alir data dari proses ke
entitas yang terkait.
Algoritma Pada Kerusakan Komputer dan Periferal
Untuk lebih jelasnya
penulis akan memberikan proses pencarian solusi sebagai perbandingan pada tabel
kerusakan komputer sesuai dengan jenis kerusakan masing-masing dengan
menggunakan algoritma sebagai berikut :
Algoritma Name Menu Utama
Start
Var
Pilih = chart
Repeat
Read (Pilih)
Case Pilih Of
1. Komputer tidak mau hidup
2. Komputer tidak mau booting 3. Motherboard bermasalah
4. Keyboard bermasalah
5. Mouse bermasalah
6. Monitor bermasalah
7. Printer bermasalah
8. Harddisk bermasalah
9. Keluar
End Case
Until pilih = 9
Stop
Algoritma
Name Komputer tidak mau hidup
Repeat
Read (Pilih)
Case Pilih Of
1. Tombol power tidak terpasang sempurna
2. Power supply rusak 3. Stabilizer rusak
0. Kembali
End Case
Until pilih=0
IF Tombol power tidak terpasang sempurna = True THEN
Write(‘Pasang kembali dengan benar’)
ELSE Kabel power rusak = True THEN
Write(‘Ganti kabel power’)
ELSE
IF Power supply rusak = True THEN
Write(‘Ganti power supply’)
ELSE
IF Stabilizer rusak = True THEN
Write(‘Ganti Stabilizer’)
END IF
Algoritma
Name Komputer tidak mau booting
Repeat
Read (Pilih)
Case Pilih Of
0. Kabel
harddisk rusak
1. RAM
bermasalah
2. VGA
bermasalah
0.
Kembali
End Case
Until pilih=0
IF Kabel harddisk rusak = True THEN
Write(‘Ganti’)
ELSE
IF RAM tidak terpasang sempurna = True THEN
Write(‘Pasang kembali dengan benar’)
ELSE
IF Slot RAM tergores atau cacat = True THEN
Write(‘Ganti RAM’)
ELSE
IF VGA rusak = True THEN
Write(‘Ganti’)
END IF
h) KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari berbagai macam
percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan teknik
backward chaining (pelacakan kebelakang) dapat memecahkan masalah dengan
pernyataan objek yang cukup banyak dan ini memberi kemudahan bagi orang awam
yang sekalipun dalam penggunaan sistem pakar tersebut tidak menghadirkan
langsung pakar yang bersangkutan,
dan yang menjadi dasar dari pembuatan sistem ini yaitu:
·
Keterbatasan teknisi.
·
Tidak semua user mengerti tentang
troubleshooting hardware komputer.
·
Biaya konsultasi ke pakar yang relatif
mahal dan keterbatasan waktu.
Adapun harapan dari tujuan penerapan sistem pakar
adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan
alternatif solusi pemecahan kepada user mengenai permasalahan kerusakan
komputer tanpa harus menyewa jasa konsultan.
2.
Menunjukan
bahwa sistem pakar sangat membantu user dalam mengatasi permasalahan, dalam hal ini permasalahan kerusakan komputer.
3.
Mengaplikasikan
metode backward chaining dalam pembuatan program.
4.
Mengaplikasikan
bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 untuk mendukung pembuatan sistem pakar
dalam menghasilkan interface yang user friendly.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah
sebagai berikut :
1. Sistem
pakar yang telah dibuat masihn mempunyai kelemahan dibagian solusi belum
memunculkan indikator setiap permasalahan untuk itu agar dapat dikembangkan
lagi menjadi sistem pakar yang lebih baik lagi pada penelitian berikutnya.
2. Dengan
adanya sistem pakar ini diharapkan agar penggunanya dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu komputer.
3. Penggunaan
sistem pakar sangat membantu mempermudah pekerjaan manusia dalam memecahkan
masalah yang sulit walaupun dengan tidak menghadirkan seorang pakar secara
langsung.
i) DAFTAR PUSTAKA
1) Anton
Mulyono, Pengantar Kecerdasan Buatan, Dinastindo, Jakarta, 1990.
2) Deni
Arifiyanto & Ari Funatik, Antigaptek Hardware Komputer, Kawan Pustaka,
Jakarta, 2009.
3) Euis
Marlina, 10 Jenis Koneksi Delphi Ke Database, Gava Media, Yogyakarta, 2009.
4) Farid
Azin, Belajar Sendiri Pemrograman Sistem Pakar, PT. Elekmedia Komputindo –
Kelompok Gramedia, Jakarta.
5) Kusnassriyanto
Saiful Bahri dan Wawan Sjachriyanto, Teknik Pemrograman Delphi, Informatika,
Bandung, 2008.
6) Raymond
Mc Leoid, Jr, Sistem Informasi Manajemen, Prenhalindo, Jakarta, 2001.
7) Rinaldi
Munir, Algoritma Dan Pemrograman Dalam Bahasa Pascal Dan C, Inforamtika,
Bandung, 2007.
8) Suparman,
Mengenal Artificial Intelligence, Andi Offset, Yogyakarta, 1991.
9) Teguh
Wahyono, Pc Troubleshooting Plus, Gava Media, Yogyakarta, 2005.
10) Yogianto.
HM, Analisa Dan Desain Sistem, Andi Offset, Yogyakarta, 1990.
11) Wawan
Kusdiawan, M.Kom, Cara Mudah Dan Cepat Membuat Program Aplikasi Database
Comments
Post a Comment