Keputusan Adalah Hasil Dari Diri Sendiri
Mengambil Keputusan Di Organisasi
Mengambil keputusan itu menurut saya adalah hal yang
cukup sulit. Kita tidak bias bermain-main dengan sebuah keputusan. Waktu itu,
saya pernah bingung. Di sebuah Restoran memiliki macam-macam makanan dan
minuman. Disitulah saya “di uji”. Saya harus memilih 1 jenis makanan dan
minuman. Padahal menurut saya makanan dan minuman di restoran tersebut sangat
enak-enak semua. Kalua mau membeli banyak, duit saya pun harus mencukupi nya. Naahh
bagaimana kalua duit saya pas-pasan? Salah mengambil keputusan pasti
ujung-ujungnya menyesal. Kalau sudah menyesal kita bias berbuat apa?
Begitu juga dengan organisasi. Seorang pemimpin harus
bias dalam mengambil keputusan yang tepat. Kalau saja ketua salah pilih atau
salah memutuskan, organisasi tersebut tidak bisa kembali lagi. Maka dari itu,
keputusan dapat menentukan masa depan organsasi tersebut. Hendaknya mengambil keputusan
dengan hati-hati dan bijaksana.
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tinkat yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap
organisasi, tetapi ada
keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi.
Pilihan merupakan salah satu
bentuk perbandingan untuk menghasilkan
keputusan yang final
|
Pengambilan keputusan dapat
dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang
membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau
tindakan. Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan
tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tentang apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan.
Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses
pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Seperti biasa, pengambilan keputusan memiliki
jenis-jenisnya. Jenis keputusan dalam
sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan
untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi harus dilibatkan
dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan. Secara garis besar, keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin
dan keputusan yang tidak rutin. keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya
rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk
mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada
saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin. Jenis-jenis
keputusan organisasi yaitu:
1. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil
berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena
sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang
dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif
akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja
sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan
keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta
perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah
dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan
yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu sangat sulit.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan
mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan
semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang
berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat
apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat
ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk
mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat
dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan
pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan
untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
5.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang
berdasarkan pada wewenang semata akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Ada pula jenis keputusan yang berdasarkan gaya pengambilan
keputusan, yaitu:
1. . Gaya
direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada
ambiguitas, dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan
ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan
masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan
segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung
mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol,
dan segan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis. Keputusan ini diambil dengan
tujuan menyelesaikan masalah secepat mungkin dan seefektif mungkin dan
cenderung berlangsung dalam jangka pendek.
2. Gaya
analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi
untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka
menganalisis situasi pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis
sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada
pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil
kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik.
Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis. Keputusan dengan
gaya ini diambil dengan sebelumnya menganalisis informasi yang ada mengenai
masalah tersebut secara mendalam supaya keputusan yang akan diambil tepat
walaupun dalam proses analisisnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Gaya konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk
ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka
berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak
pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu
dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian
mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual
juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang
kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu
mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan. Dalam keputusan ini tersedia banyak pilihan keputusan yang dapat
diambil sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan.
4. Gaya perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi
ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat
keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi
keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif
dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka
cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang
lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata ‘tidak’
kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih. Pada keputusan ini menitik beratkan
pengambilan keputusan dengan perasaan dimana keputusan ini menghormati berbagai
aspirasi yang ada dalam proses pengambilan keputusan.
Lalu dalam pengambilan keputusan juga
memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti jenis kelamin. Pria itu
tidak selamanya mempunyai keputusan sama dengan wanita. Menurut saya, pria itu
ingin yang simple, mudah dikerjakan dan tepat dengan sasaran. Sedangkan wanita
ingin penjelasan yang jelas, masuk di logika dan tergantung Mood nya.
Implikasi
Manajerial
Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan
produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan
efektivitas dari sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul
dari organisasi tanpa pembatas (borderless Tipe organisasi transnasional/tanpa
batas memakai pengaturan yang mengeliminasi atau menghapus halangan geografis
artitisial.Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif.Implikasi yang
dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan
produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik dengan cara memanfaatkan
sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara ttersebut.Jadi struktur
organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun
harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana
perusahaan iitu berada. Seperti berikut ini:
1.Gaya pengambilan
keputusan
2.Gaya Direktif (Pengarahan)
adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas/ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional
3.Gaya Analitis
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional
4.Gaya Konseptual
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi untuk ambiquitas /ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga
5. Gaya Perilaku
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi
2.Gaya Direktif (Pengarahan)
adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas/ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional
3.Gaya Analitis
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional
4.Gaya Konseptual
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi untuk ambiquitas /ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga
5. Gaya Perilaku
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan tindakan tertentu
dari suatu
masalah dan keputusan. Suatu masalah adalah ketidak sesuain antara keadaan saat
ini dengan keadaan yang diinginkan yang memerlukan pertimbangan dan tindakan
cepat. Pengambilan keputusan adalah suatu proses manajerial, namun secara
universal pengambilan keputusan merupakan alternatif dalam pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan disebut juga sebagai ilmu dan seni. Dimana
manajemen sebagai ilmu karena aktivitas tersebut memiliki cara, metode, atau
pendekatan tertentu yang bersifat sistematis, teratur dan terarah. Sedangkan
manajemen sebagai seni karena kegiatan tersebut selalu dihadapkan pada sejumlah
peristiwa yang memiliki karakteristik keunikan tersendiri.
Pengambilan keputusan didasari oleh
keyakinan, intuisi, fakta fakta, pengalaman dan kekuasaan. Dan untuk jenisnya
keputusan dibagi kedalam dua golongan, yang pertama, keputusan dikaji dari
proses pengambilan keputusan dikenal atas keputusan auto generated dan
keputusan induced. Dan yang keduaadalah menurut para pakar
manajemen dan teori organisasi, yang membagi pengambilan keputusan kedalam dua
kategori, yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram
Daftar Pustaka
S.P. Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
P.Robbins, Stephen & Mary Coulter. 2005. Management, eight edition. Erlangga: Jakarta
Sukmadi. 2012. Dasar Dasar Manajemen. Bandung: Humaniora
https://nindisabrina.wordpress.com/2015/04/30/jenis-jenis-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi/
http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47086072101/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengambilan_keputusan#Referensi
http://khaizankahfi96.blogspot.co.id/2015/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
https://oktafianreza.wordpress.com/2015/04/29/faktor-yang-mempengaruhi-pengambilan-keputusan/
http://silentreader-z.blogspot.co.id/p/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://erlanggaba.blogspot.co.id/2013/05/implikasi-manajerial-dalam-pengambilan.html
Comments
Post a Comment